Menyuarakan Kebenaran, Wujudkan Perubahan

,

Kolaka Timur Jadi Lokasi Utama Jambore Tangguh Bencana Tahun 2025

KENDARI, NUANSA SULTRA – Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) melalui Sekretaris Daerah (Sekda), Drs. Asrun Lio, M.Hum., Ph.D., memimpin rapat koordinasi persiapan Jambore Tangguh Bencana 2025 yang diselenggarakan pada hari Jumat, (07/03/2025). di Ruang Pola Kantor Gubernur Sultra.

Rapat ini dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, termasuk Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sultra, Korem 143 HO, Polda Sultra, Lanal Kendari, Lanud Haluoleo, serta perwakilan dari instansi terkait seperti Dinas PUPR, Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, dan BMKG.

Dalam rapat tersebut, Sekda Sultra menekankan pentingnya kegiatan Jambore Tangguh Bencana 2025 sebagai bagian dari program Quick Win 100 Hari Kerja Gubernur dan Wakil Gubernur Sultra,    ASR-Hugua. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas masyarakat serta pemangku kepentingan dalam penanggulangan bencana, pendekatan berbasis simulasi, edukasi, dan pelatihan.

“Jambore ini menjadi langkah konkret dalam upaya mitigasi bencana. Kami berharap pelatihan yang diberikan akan memperkuat kesiapsiagaan masyarakat dan instansi terkait dalam menghadapi situasi darurat,” ujar Asrun dalam arahannya.

Jambore Tangguh Bencana 2025 akan berlangsung selama tiga hari, mulai 19 hingga 21 April 2025, dan dipusatkan di Kabupaten Kolaka Timur. Pemilihan lokasi ini bukan tanpa alasan, Koltim telah mengalami lebih dari 300 kali guncangan gempa bumi dalam beberapa tahun terakhir.

“Kami ingin mengedukasi masyarakat Sultra, Khususnya Masyarakat Kolaka Timur untuk lebih tanggap terhadap situasi darurat. Peningkatan pemahaman masyarakat tentang langkah-langkah mitigasi bencana sangat krusial,” tambah Asrun.

Ia juga menegaskan bahwa anggaran kegiatan ini akan difokuskan pada edukasi dan pelatihan, bukan aspek seremonial.

“Penganggaran diarahkan untuk kegiatan inti, bukan aksesoris. Tujuannya adalah memberikan pelatihan mitigasi bencana yang efektif,” tegasnya.

Dalam kesempatan tersebut, Kepala BPBD Provinsi Sultra, Muh Yusup, menyampaikan bahwa Jambore Tangguh Bencana 2025 akan melibatkan berbagai program yang mengedepankan sinergi dan kolaborasi antara pemerintah, instansi terkait, dan masyarakat. Kegiatan ini diharapkan dapat memperkuat koordinasi dan memperluas jejaring relawan kebencanaan di Sultra.

Tujuan utama dari Jambore Tangguh Bencana 2025 adalah untuk meningkatkan keterampilan masyarakat dalam penanganan bencana, memperkuat koordinasi antara pemerintah, media, dan masyarakat, serta membangun jiwa korsa di kalangan pemangku kepentingan kebencanaan. Selain itu, teknologi akan diintegrasikan dalam simulasi dan pelatihan untuk mempercepat proses tanggap darurat.

Jambore ini juga bertujuan untuk menghasilkan rekomendasi strategis terkait pengelolaan bencana yang lebih baik di Sulawesi Tenggara. Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan dapat terwujud budaya tanggap bencana yang tidak hanya ada di kalangan pemerintah, tetapi juga masyarakat secara umum.

Kegiatan Jambore Tangguh Bencana 2025 ini mengusung tema “Sinergi dan Kolaborasi, Membangun Ketangguhan Bersama untuk Sultra yang Siaga Bencana.” Tema ini mencerminkan semangat kolaborasi antar berbagai pihak untuk menghadapi tantangan bencana yang mungkin terjadi di masa depan. Seluruh rangkaian acara akan diwarnai dengan kegiatan yang melibatkan langsung partisipasi masyarakat dan berbagai stakeholder terkait.

Pada hari pertama Jambore, kegiatan akan dimulai dengan pembukaan acara yang diikuti oleh workshop mengenai peran media dalam kebencanaan, latihan pembentukan jiwa korsa dan team building, serta diskusi panel yang membahas sinergi antara media, BPBD, BMKG, serta TNI-Polri. Hal ini diharapkan dapat memperkuat komunikasi dan koordinasi dalam penyebaran informasi kebencanaan.

Hari kedua akan difokuskan pada simulasi penanganan bencana skala besar. Simulasi ini akan mencakup skenario gempa bumi dan tsunami, latihan operasi pencarian dan penyelamatan (SAR), manajemen pengungsian, logistik, serta komunikasi darurat. Simulasi ini bertujuan untuk mempersiapkan seluruh pihak terkait dalam menghadapi bencana yang dapat terjadi kapan saja.

Sebagai puncak acara, pada hari ketiga akan diadakan apel siaga kebencanaan dan rapat koordinasi final untuk mengevaluasi hasil kegiatan Jambore. Rapat ini akan menjadi forum untuk membahas langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam rangka meningkatkan ketangguhan bencana di Sulawesi Tenggara.

Dengan adanya Jambore Tangguh Bencana 2025, diharapkan seluruh elemen masyarakat Sultra dapat lebih siap dalam menghadapi bencana. Sebuah masyarakat yang tangguh dan siap menghadapi bencana merupakan masyarakat yang lebih kuat dalam menghadapi segala tantangan alam.

Dengan sinergi dan kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan media, Sulawesi Tenggara diharapkan dapat menjadi daerah yang lebih siap dan tangguh dalam menghadapi bencana di masa depan.

Laporan Asrianto Daranga.