KENDARI, NUANSA SULTRA – Asisten II Setda Kota Kendari, bersama dengan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID), mengikuti Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi yang diselenggarakan oleh Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Muhammad Tito Karnavian. Rapat koordinasi tersebut berlangsung secara daring pada Senin, (10/03/2025) dan dihadiri oleh berbagai pihak terkait, termasuk pemerintah daerah, untuk membahas langkah-langkah strategis dalam pengendalian inflasi di Indonesia.
Rakor ini juga menjadi ajang penting untuk membahas langkah-langkah antisipasi terhadap cuaca ekstrem yang diprediksi akan terjadi menjelang arus mudik Idul Fitri 1446 H/2025. Mendagri Tito Karnavian mengingatkan bahwa kesiapsiagaan daerah sangat dibutuhkan untuk menghadapi potensi dampak cuaca ekstrem, yang dapat memengaruhi kelancaran arus mudik serta keselamatan perjalanan masyarakat. Oleh karena itu, koordinasi dan kesiapan daerah sangat menjadi perhatian dalam rakor ini.
Tito menekankan pentingnya koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah dalam mengantisipasi dampak dari cuaca ekstrem. Puncak arus mudik yang diprediksi akan terjadi pada libur panjang Idul Fitri menuntut perhatian lebih terhadap potensi cuaca buruk, yang dapat mengganggu perjalanan masyarakat yang akan melaksanakan mudik ke kampung halaman. Para kepala daerah diminta untuk lebih proaktif dalam mengelola potensi risiko cuaca, baik dari sisi infrastruktur maupun layanan transportasi.
Selain itu, Mendagri Tito Karnavian juga menjelaskan pentingnya kesiapsiagaan daerah terhadap fenomena pancaroba, masa transisi dari musim hujan ke kemarau yang sering kali membawa cuaca ekstrem, termasuk hujan lebat, petir, dan angin kencang. Dalam periode Maret-April, cuaca ekstrem seperti ini menjadi ancaman yang harus diwaspadai, mengingat dampaknya yang bisa merusak infrastruktur dan mengganggu aktivitas masyarakat, terutama yang melibatkan mobilitas tinggi seperti arus mudik.
Lebih lanjut, Tito mengingatkan bahwa fenomena alam lainnya, seperti siklon tropis dan bibit siklon yang berpotensi mempengaruhi cuaca di wilayah Indonesia, perlu diwaspadai. Ia mengungkapkan bahwa cuaca ekstrem ini bisa berakibat pada bencana alam yang merugikan, sehingga upaya mitigasi sangat diperlukan untuk mengurangi dampak buruk yang dapat ditimbulkan oleh kondisi tersebut.
Di samping pembahasan terkait cuaca ekstrem, Mendagri juga menyampaikan laporan mengenai perkembangan inflasi nasional per Februari 2025. Ia melaporkan bahwa inflasi tahun ke tahun antara Februari 2025 dan Februari 2024 tercatat pada angka -0,09%. Meskipun inflasi terpantau rendah, pemerintah terus berupaya menjaga kestabilan harga dan mencegah lonjakan harga yang bisa merugikan masyarakat, terutama menjelang perayaan Idul Fitri yang biasanya diwarnai dengan peningkatan permintaan barang.
Pada kesempatan itu, Mendagri juga mengungkapkan bahwa inflasi bulan ke bulan, antara Februari 2025 dan Januari 2025, mengalami penurunan sebesar -0,48%. Angka ini menunjukkan hasil positif dalam pengendalian inflasi yang telah dilakukan oleh pemerintah, meskipun faktor eksternal seperti ketidakpastian global masih berpotensi mempengaruhi kestabilan ekonomi nasional.
Sebagai langkah lanjutan, Mendagri menginstruksikan kepada seluruh pemerintah daerah, termasuk Kota Kendari, untuk terus meningkatkan pengawasan terhadap harga-harga kebutuhan pokok serta mendukung kebijakan yang dapat menstabilkan harga.
Dengan sinergi antara pemerintah daerah dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) diharapkan dapat memperkuat upaya pengendalian inflasi, menjaga daya beli masyarakat, dan memastikan kelancaran distribusi barang selama musim mudik Idul Fitri yang akan datang.
Laporan : Redaksi