KENDARI, NUANSA SULTRA – Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Tenggara (Kapolda Sultra) Irjen Pol Dwi Irianto, S.IK., M.Si memimpin langsung pelaksanaan upacara bulanan Hari Kesadaran Nasional yang digelar di Lapangan Apel Mapolda Sultra pada Kamis, (17/04/2025).
Upacara yang berlangsung khidmat tersebut turut dihadiri oleh Wakapolda Sultra Brigjen Pol Amur Chandra Juli Buana, S.H., M.H., Irwasda Kombes Pol Hartoyo, S.IK, para pejabat utama Polda Sultra, serta seluruh personel Polda lainnya, baik dari jajaran Polri maupun PNS Polri.
Dalam amanatnya, Kapolda memberikan apresiasi atas kinerja personel dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) di wilayah Sulawesi Tenggara. Evaluasi atas capaian tersebut penting dilihat sebagai bagian dari indikator tata kelola kelembagaan yang berbasis kinerja (performance-based governance), sejalan dengan prinsip akuntabilitas institusi publik.
Penekanan pada pentingnya sinergitas menjadi substansi utama dalam pidato Kapolda. Dalam konteks manajemen kelembagaan modern, sinergitas antar instansi, baik vertikal maupun horizontal, menjadi determinan dalam merespons tantangan tugas yang bersifat multidimensi. Hal ini sejalan dengan teori kolaborasi lintas sektor dalam pelayanan publik, yang menekankan perlunya membangun jejaring sosial kelembagaan yang kuat.
Aspek mitigasi bencana juga diangkat sebagai agenda strategis. Kapolda mengingatkan potensi anomali cuaca dan bencana alam yang memerlukan kesiapsiagaan seluruh jajaran. Tanggapan cepat terhadap bencana merupakan implementasi dari pendekatan manajemen risiko institusional, yang mensyaratkan adanya sistem deteksi dini serta kapasitas respons cepat berbasis data dan teknologi.
Upacara ini tidak hanya menjadi kegiatan simbolik, tetapi juga menjadi instrumen untuk membangun kultur organisasi yang berorientasi pada nilai-nilai pengabdian, profesionalisme, dan disiplin. Internalisasi nilai-nilai tersebut dalam keseharian tugas personel menjadi langkah penting dalam penguatan kapasitas institusi kepolisian yang responsif terhadap dinamika sosial.
Secara keseluruhan, kegiatan ini dapat dilihat sebagai model praktik baik (best practice) dalam membangun organisasi kepolisian yang adaptif, kolaboratif, dan antisipatif. Penekanan pada sinergitas dan kewaspadaan terhadap bencana alam menunjukkan bahwa institusi kepolisian semakin bergerak ke arah institusi modern yang tidak hanya berperan dalam keamanan, tetapi juga sebagai aktor strategis dalam tata kelola risiko di tingkat daerah.
Laporan : Asrianto Daranga.