KENDARI, NUANSA SULTRA – Menteri Agama Republik Indonesia, Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, M.A., menggulirkan gagasan strategis terkait penyatuan kegiatan Seleksi Tilawatil Qur’an dan Hadis (STQH) dengan Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ). Gagasan tersebut disampaikan dalam sambutannya saat pelantikan Dewan Hakim dan Dewan Pengawas STQH Nasional XXVIII yang berlangsung di Hotel Claro, Kendari, Sabtu (11/10/2025).
Kegiatan tersebut turut dihadiri oleh mantan Menteri Agama RI tahun 2004, Prof. Dr. H. Said Agil Husin Al Munawar, Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama, para Staf Ahli dan Tenaga Khusus Menteri Agama, serta jajaran Forkopimda Sulawesi Tenggara.
Dalam pandangan Menag, STQH dan MTQ telah mengakar kuat dalam kehidupan keagamaan masyarakat Indonesia. Kedua ajang ini tidak sekadar menjadi perlombaan, tetapi juga berkembang menjadi tradisi Islam yang dilaksanakan mulai dari tingkat lokal hingga internasional. Ia menyebut, meski awalnya kedua kegiatan ini dipisahkan demi efisiensi, kenyataannya masyarakat lebih familiar dan aktif dalam mengadakan MTQ hingga tingkat desa.
Kesan positif disampaikan Menag setelah menyaksikan langsung semaraknya Pawai Ta’aruf STQH di kawasan Tugu Religi eks MTQ. Ia menilai atmosfer acara tersebut sangat meriah dan menunjukkan antusias tinggi masyarakat, tak kalah dari penyelenggaraan MTQ berskala besar.
Menurutnya, semangat yang diperlihatkan masyarakat dan pemerintah daerah Sultra mencerminkan kesungguhan dalam menjadikan STQH sebagai perhelatan yang bermakna dan membanggakan.
Secara struktur, STQH merupakan agenda dua tahunan yang dilaksanakan secara bergantian dengan MTQ. Perbedaan keduanya terletak pada cakupan lomba, di mana STQH memiliki cabang hadis, sedangkan MTQ mencakup lebih banyak kategori. Meski demikian, keduanya tetap memiliki peran penting dalam penguatan literasi keagamaan, pelestarian seni baca Al-Qur’an, dan pembinaan generasi muda Islami.
Menag menegaskan bahwa wacana penyatuan STQH dan MTQ masih dalam tahap kajian dan memerlukan masukan dari berbagai kalangan. Ia mengajak seluruh elemen masyarakat, termasuk akademisi, ormas Islam, dan tokoh agama, untuk memberikan pandangan konstruktif guna menentukan format pelaksanaan terbaik di masa depan. Studi mendalam akan menjadi dasar pertimbangan utama dalam pengambilan keputusan tersebut.
Lebih lanjut, Menag menyampaikan bahwa keberadaan STQH dan MTQ sejalan dengan visi Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, khususnya dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia. Ia berharap ajang seperti ini mampu mencetak kader-kader unggul yang berwawasan Qur’ani serta memperkuat nilai-nilai Islam sebagai rahmatan lil ‘alamin.
Di akhir sambutannya, Menag menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Pemrov. Sultra atas kesuksesan menjadi tuan rumah STQH Nasional XXVIII. Ia menyebut penyelenggaraan kegiatan di Kendari sangat berkesan dan membuktikan kesiapan daerah dalam mendukung agenda-agenda keagamaan nasional.
“Terima kasih kepada Gubernur Sulawesi Tenggara atas kesediaannya menjadi tuan rumah. Kendari ini sangat mengesankan,” tutupnya.
Laporan : Asrianto Daranga