, ,

Proyek RSUD Kolaka Timur Capai Tahap Pancang, Ditargetkan Rampung Juni 2025

KOLTIM, NUANSA SULTRA – Pembangunan mega proyek Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) tipe C Kabupaten Kolaka Timur (Koltim), Sulawesi Tenggara, kini memasuki tahapan penting yakni pemasangan tiang pancang. Proyek strategis yang menelan anggaran sebesar Rp170 miliar ini diproyeksikan menyelesaikan seluruh pekerjaan pancang pada bulan Juni 2025, sebagaimana disampaikan oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) pembangunan RSUD Koltim, Ageng Dermanto.

 

Lebih lanjut, Ia menjelaskan bahwa proses pemancangan merupakan tahap awal yang paling krusial dalam pembangunan struktur rumah sakit. Hingga awal Juni ini, dari total 317 titik yang direncanakan, sebanyak 108 titik telah selesai dipancang.

 

“Tapi sudah ada lagi pancang stanby stok kurang lebih 50 tiang lagi, Saat ini, kecepatan pemancangan kami sekitar 15 batang per hari. Kami tetap mempertimbangkan faktor cuaca untuk menjaga efektivitas dan kualitas pekerjaan,” ujarnya.

 

Ageng menegaskan bahwa proses pemasangan tiang pancang tidak bisa dilakukan sembarangan. Beton pancang yang baru datang membutuhkan waktu pematangan sekitar 21 hari sebelum dapat dipukul masuk ke dalam tanah. Jika dilakukan lebih cepat dari usia beton yang ideal, risiko keretakan bahkan kegagalan struktur bisa terjadi.

 

“Kami pastikan umur beton telah matang, agar ketika ditancapkan tidak mengalami kerusakan,” tambahnya.

 

Sambil menuntaskan tiang pancang, tim proyek juga mengerjakan struktur beton pembungkus untuk menghubungkan kolom dan pondasi. Menurut Ageng, kualitas jalan akses menuju lokasi proyek juga terus dibenahi.

 

“Jalan masuk sudah bisa dilalui dengan baik, ini penting karena dalam waktu dekat akan ada lalu lintas pengecoran beton secara intens,” jelasnya.

 

Material proyek juga terus berdatangan. Sebanyak 22 kontainer berisi besi bersertifikat dari Jakarta telah dikirim ke Koltim. Sebagian besar besi sudah dipasang dan siap untuk pengecoran tahap awal. Ageng menyebut bahwa saat ini progres fisik proyek baru mencapai sekitar 5% dari total pekerjaan struktur yang bobotnya sekitar 30%. Namun, perhitungan ini belum mencakup material non-site untuk mendorong percepatan oleh pihak kontraktor.

 

Terkait pertanyaan publik mengenai kemungkinan kerja lembur demi mengejar target, Ageng menjawab bahwa tahap struktur bukanlah tahap yang bisa dipaksakan.

 

“Ini tahap paling rawan. Jika dipaksakan lembur, artinya kita memaksa bekerja pada tiang pancang yang belum matang. Itu sangat berisiko bagi keselamatan struktur bangunan ke depan,” tegasnya.

 

Dari segi geoteknik, kondisi tanah di lokasi pembangunan cukup baik dan keras, dengan kedalaman tiang pancang maksimal 16 meter. Ini termasuk normal dibandingkan proyek serupa di daerah lain.

 

“Dari 12 rumah sakit se-Indonesia yang dibangun dalam skema ini, Koltim memiliki progres paling cepat. Di beberapa tempat, kedalaman tiang pancangnya bisa mencapai 56 meter,” jelas Ageng.

 

Proyek RSUD Koltim ini termasuk dalam pembangunan fasilitas kesehatan prioritas nasional. Selain Koltim, proyek serupa juga dilaksanakan di Butur, Buteng, dan Konkep. Keempat proyek ini dipantau langsung oleh pemerintah provinsi dan pusat.

 

“Setiap Minggu kami lapor progres melalui Zoom bersama Gubernur, dan setiap Sabtu kami berkoordinasi langsung dengan Kementerian. Semua ini demi memastikan proyek berjalan tepat waktu dan sesuai standar,” pungkas Ageng.

 

Laporan : Asrianto Daranga.

  • Adhe Ismail Ananda Soroti Dampak Kebijakan Efisiensi Anggaran pada Otonomi Daerah

  • AKBP Tinton Yudha Riambodo Pimpin Sertijab di Polres Koltim: Strategi Penyegaran dan Penguatan Organisasi

  • AKBP Tinton Yudha Riambodo Pimpin Sertijab, Ipda Jatnika Gantikan Iptu David sebagai Kapolsek Lalolae

  • Aksi Massa di Kolaka Dukung Pengesahan UU TNI 2024 untuk Perkuat Pertahanan Negara

PENERBIT