, ,

Dr. Mustakim Darwis : Target Nasional 2025, Koltim Perkuat Data, Infrastruktur, dan Edukasi Cegah Stunting

KOLTIM, NUANSA SULTRA – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kolaka Timur (Koltim) terus menunjukkan komitmen kuat dalam menurunkan angka stunting di wilayahnya, sejalan dengan target nasional penurunan prevalensi stunting pada tahun 2025.

 

Kepala Bappeda dan Litbang Koltim, Dr. Mustakim Darwis, SP., M.Si., menegaskan bahwa strategi lintas sektor dan partisipasi seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) menjadi kunci dalam mengatasi persoalan ini secara berkelanjutan.

 

Dr. Mustakim menjelaskan bahwa dari aspek penganggaran, seluruh OPD dianjurkan untuk menyisipkan program penanggulangan stunting dalam rencana kerja masing-masing.

 

“Sebagai contoh, jika Bappeda tidak memiliki kegiatan fisik langsung untuk stunting, maka kami mengalokasikan anggaran untuk penyusunan dokumen perencanaan dan pemantauan kegiatan. Sementara dinas teknis seperti Dinas Pekerjaan Umum diarahkan membangun sanitasi dan irigasi di desa-desa dengan prevalensi stunting yang tinggi,” Ujar pada Jum’at (09/05/2025)

 

Kebijakan ini dilakukan agar pembangunan infrastruktur yang mendasar, seperti saluran irigasi, sanitasi, dan perumahan layak huni, dapat mendukung peningkatan kualitas hidup masyarakat dan secara tidak langsung menurunkan risiko stunting, terutama di daerah tertinggal dan terpencil.

 

Lebih lanjut, pendekatan berbasis data menjadi elemen penting dalam intervensi langsung di lapangan. Bappeda bersama pendamping desa secara aktif mengumpulkan data keluarga dengan anak stunting, termasuk data kemiskinan ekstrem, untuk memetakan intervensi yang tepat.

 

“Kami datangi langsung keluarga tersebut, tanyakan penyebab stunting. Bila karena kekurangan gizi, kami bantu dengan makanan bergizi. Bila karena pengangguran, maka diarahkan ke pelatihan kerja dan bantuan alat usaha,” tambahnya.

 

Intervensi lintas sektor juga menjadi bagian dari strategi yang diusung oleh Pemkab Koltim. Delapan aksi konvergensi stunting dijalankan secara kolaboratif oleh dinas-dinas terkait, seperti Dinas Pertanian, Pangan, Perkebunan, Kominfo, Kesehatan, KB, dan juga Kementerian Agama. Setiap dinas memiliki peran masing-masing sesuai bidang tugasnya, termasuk penyediaan data, pemberdayaan keluarga, hingga edukasi gizi dan pertanian rumah tangga.

 

Strategi pencegahan juga sangat ditekankan, terutama dalam bentuk edukasi pra-nikah. Pemkab aktif melakukan penyuluhan melalui berbagai media, baik secara langsung maupun melalui platform digital seperti YouTube dan TikTok. Tujuannya agar calon ibu memahami pentingnya gizi sejak sebelum kehamilan, termasuk pentingnya perbaikan asupan nutrisi sejak awal masa kehamilan.

 

Pendekatan langsung ke lapangan masih menjadi metode yang efektif. Pemerintah daerah bersama dinas terkait kerap mengunjungi keluarga dengan anak stunting untuk mengidentifikasi kendala utama. Bila masalahnya karena keterbatasan pengetahuan, maka difasilitasi melalui program kursus atau beasiswa yang telah disiapkan pemerintah. Jika berkaitan dengan kondisi ekonomi, maka diberikan bantuan modal atau alat kerja, bekerja sama dengan Dinas Sosial dan mitra dari sektor swasta.

 

Pentingnya sinergi lintas sektor dan kepemimpinan yang kuat juga disampaikan oleh Dr. Mustakim. Penanganan stunting di Kolaka Timur dipimpin langsung oleh Bupati sebagai pembina, dengan Wakil Bupati sebagai ketua tim, serta Sekretaris Daerah dan Bappeda sebagai koordinator teknis.

 

“Tidak bisa hanya satu dinas. Ini kerja tim. Semua harus saling mendukung,” tegasnya.

 

Namun, tantangan tetap ada. Dr. Mustakim menyebutkan dua tantangan utama: efisiensi anggaran dan rendahnya literasi informasi di kalangan masyarakat. Meski demikian, hal ini bukan alasan untuk menyerah. Justru menjadi pemicu inovasi.

 

“Banyak masyarakat kita yang bisa bekerja, tapi tidak punya informasi atau akses. Ini tugas pemerintah untuk membukakan jalan,” katanya.

 

Sebagai solusi, Pemkab Koltim melakukan inovasi dengan struktur kerja yang efisien. Koordinasi dilakukan secara langsung melalui kunjungan lapangan, dokumentasi berbasis peta digital (geotagging), dan kerja sama dengan sektor swasta melalui program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR). Dengan demikian, beban anggaran daerah tidak terlalu berat.

 

Pemanfaatan sumber daya lokal juga menjadi prioritas. Dr. Mustakim mengajak masyarakat untuk menanam sayuran dan tanaman pangan di pekarangan rumah.

 

“Sumber gizi tidak harus dibeli. Kita bisa menanam bayam, kangkung, jagung, ubi jalar bahkan di karung bekas. Selain menghemat biaya, juga memenuhi kebutuhan gizi keluarga,” ujarnya.

 

Selain itu, ia menekankan pentingnya pemeliharaan ikan air tawar seperti lele dan nila di kolam sederhana, bahkan di genangan air yang ada di sekitar rumah. Cara ini menjadi alternatif protein hewani yang terjangkau, tidak harus tergantung pada pasokan dari luar daerah atau pasar tradisional.

 

Lebih jauh, ia mencontohkan praktik pribadinya yang menanam pisang di sekitar rumah.

 

“Saya panen pisang seminggu sekali, tidak perlu beli. Saya rebus atau goreng untuk konsumsi keluarga. Ini contoh sederhana bagaimana kita bisa mengurangi pengeluaran dan memenuhi kebutuhan pangan sendiri,” tambahnya.

 

Pemerintah daerah Koltim juga telah menyediakan berbagai program pendukung, seperti beasiswa pendidikan, seragam sekolah gratis, listrik masuk ke lahan pertanian, BPJS gratis, serta pembangunan infrastruktur dasar. Semua ini mendukung terciptanya lingkungan yang sehat dan produktif dalam menekan stunting secara berkelanjutan.

 

Dengan sinergi program, keterlibatan aktif masyarakat, dan dukungan kebijakan daerah, Pemkab Kolaka Timur optimis bahwa target penurunan angka stunting nasional pada tahun 2025 dapat dicapai.

 

“Yang paling penting adalah edukasi dan informasi. Kalau masyarakat paham dan berdaya, maka mereka bisa mandiri, dan stunting bisa kita tekan bersama-sama,” tutup Dr. Mustakim Darwis.

 

Penulis : Asrianto Daranga.

  • 18 KPM di Desa Tongandiu Terima BLT-DD Tahun 2025 dan Insentif Honorer Aparatur Desa, Jelang Idul Fitri 1446 Hijriah

  • 29 Personel Polres Kolaka Timur Resmi Naik Pangkat, Kapolres Ajak Tingkatkan Profesionalisme

  • 91 Jamaah Haji Kolaka Timur Siap Berangkat, Kloter 39 Dilepas 28 Mei

  • Abd Azis dan Yosep Sahaka Siap Jalankan Program 100 Hari Kerja 10 Inisiatif Unggulan untuk Masyarakat Kolaka Timur

PENERBIT